Obrolanbola.com, Jakarta – Barcelona dipastikan tanpa Raphinha pada El Clasico di Santiago Bernabéu. Winger Brasil itu kembali bermasalah secara fisik jelang laga, sehingga tim dokter memutuskan untuk tidak mengambil risiko.
Cedera Hamstring Kambuh, Harapan Hilang
Raphinha sebelumnya menepi hampir sebulan akibat cedera hamstring yang terjadi saat Barcelona menghadapi Real Oviedo di ajang Copa del Rey. Perkembangannya sempat positif dan ia kembali mengikuti latihan penuh pada awal pekan, memunculkan optimisme tampil di El Clasico.
Namun, jelang laga, sang winger kembali merasakan ketidaknyamanan fisik. Ia bahkan meninggalkan Ciutat Esportiva Joan Gamper sebelum sesi latihan utama dimulai. Setelah evaluasi medis, tim dokter Barcelona menilai risiko kekambuhan terlalu tinggi, sehingga nama Raphinha dicoret dari skuad tandang ke Santiago Bernabéu.
Peran Vital Raphinha dalam Serangan
Musim ini, Raphinha merupakan salah satu motor produktivitas Blaugrana. Ia menawarkan kombinasi dribel eksplosif, umpan silang akurat, dan eksekusi akhir yang kerap memecah kebuntuan, terutama dari sisi kanan. Ketiadaannya bukan hanya soal hilangnya opsi individu, melainkan juga ritme sirkulasi bola dan ancaman one-v-one yang menjadi kunci pembuka ruang bagi penyerang tengah.
- Menciptakan ketimpangan struktur bertahan lawan lewat akselerasi.
- Menyediakan cut-back dan low cross berbahaya.
- Variasi penyelesaian: tembakan jarak menengah dan kombinasi pendek.
- Memicu counter-press segera setelah kehilangan bola.
Krisis Sayap Kanan: Opsi Pengganti
Tanpa Raphinha, Hansi Flick memiliki dua solusi utama untuk menjaga daya dobrak di flank kanan.
Lamine Yamal – Keberanian di Usia Belia
Winger muda berusia 17 tahun ini menawarkan kreativitas, kontrol bola rapat, dan keberanian mengeksekusi duel. Ia memberikan dimensi tak terduga, namun perlu pengelolaan beban agar tidak terkuras di laga berintensitas tinggi seperti El Clasico.
Ferran Torres – Fleksibilitas dan Pengalaman
Torres memberi stabilitas pergerakan tanpa bola, naluri penyelesaian, serta kemampuan mengisi half-space. Kelebihan ini relevan untuk menekan garis pertahanan Real Madrid, meski efektivitas duel sayap murninya fluktuatif.
Dampak ke Perebutan Gelar
El Clasico kerap menjadi six-pointer dalam perburuan gelar. Hasil di Bernabéu berpotensi mengubah momentum: kemenangan memperkecil jarak dan mengalihkan tekanan, sementara kekalahan menghadirkan jarak poin yang lebih sulit dikejar. Absennya Raphinha jelas menuntut efisiensi peluang dan disiplin transisi yang lebih tinggi.
Kabar Positif untuk Hansi Flick
Di sisi lain, kabar baik datang dari lini tengah dan pertahanan. Frenkie de Jong telah pulih dari gastroenteritis dan kembali berlatih penuh. Andreas Christensen serta Jules Koundé juga dilaporkan siap tampil, mempertebal fondasi defensif Barcelona jelang menghadapi serangan balik cepat Real Madrid.
Analisis Taktik: Fleksibilitas Flick Diuji
Tanpa Raphinha, Flick berpeluang menyesuaikan struktur lini depan dan pola progresi bola. Tiga opsi berikut paling logis untuk memaksimalkan keunggulan teknis yang tersisa:
| Skema | Trio Depan | Kekuatan | Risiko |
|---|---|---|---|
| 4-3-3 | Yamal – Lewandowski – Torres | Kecepatan & kreativitas sisi kanan | Manajemen beban Yamal di laga besar |
| 4-2-3-1 | Torres sebagai winger; Yamal inverted | Serangan cair, rotasi posisi dinamis | Perlu keseimbangan vertikal & rest-defense |
| False Winger | Bek sayap overlap agresif | Kontrol bola & overload sayap | Rentan serangan balik jika garis tinggi |
Kesimpulan
Keputusan medis untuk menepikan Raphinha menambah kompleksitas persiapan Barcelona. Meski beberapa pilar kembali, Flick tetap harus menutupi kekosongan di sayap kanan dan memastikan efektivitas di kedua kotak. Kualitas individu masih tersedia, namun kolektivitas, disiplin taktik, dan pengelolaan momen laga akan menjadi penentu utama di Bernabéu.

One thought on “Barcelona Dapat Pukulan Berat: Raphinha Dipastikan Absen di El Clasico”