Tekanan yang Meningkat pada Igor Tudor
Rentetan tanpa kemenangan Juventus berlanjut sejak kemenangan terakhir atas Inter pada 13 September (4–3). Kekalahan di Como menajamkan kritik terhadap Igor Tudor, terutama terkait keputusan taktis yang dianggap kontradiktif dengan kebutuhan pertandingan.
Jalannya Laga: Intensitas & Transisi Como
Como tampil disiplin dengan pressing terukur dan transisi cepat. Juventus kesulitan mengimbangi tempo, terutama setelah kebobolan dari skema bola mati. Pada saat skor mengganda di menit ke-79, momentum praktis beralih sepenuhnya ke tuan rumah.
“Itu pertandingan yang sulit melawan tim yang terorganisir dengan baik. Kami sempat menciptakan momen menarik, tapi setelah 2-0, laga pada dasarnya berakhir,” ujar Tudor.
Perubahan Formasi & Konsekuensinya
Cedera Gleison Bremer memaksa perombakan dari skema tiga bek ke empat bek. Langkah ini meningkatkan fleksibilitas progresi, namun menurunkan stabilitas di lini belakang. Di sepertiga akhir, Juventus kehilangan ketajaman karena kualitas umpan dan pengambilan keputusan yang kurang optimal.
Tudor tetap membela pilihannya sebagai keputusan terbaik dengan sumber daya yang tersedia, meski hasil tak mendukung.
Kontroversi: Vlahovic Masuk Terlambat
Keputusan paling diperdebatkan: Dusan Vlahovic baru dimainkan pada menit ke-77 saat tim tertinggal. Menurut Tudor, menahan dua penyerang hingga akhir adalah bagian dari rencana menghadapi transisi cepat Como. Namun, minimnya waktu membuat dampak Vlahovic tidak maksimal—langkah yang menimbulkan tanda tanya ihwal fleksibilitas in-game management sang pelatih.
Faktor Mentalitas & Efektivitas
Masalah Juventus tidak hanya bersifat teknis. Efektivitas menurun, kepercayaan diri labil, dan respons setelah kebobolan kurang meyakinkan. Indikasi ini memperlihatkan urgensi perbaikan game model sekaligus pemulihan psikologis skuat.
Cesc Fàbregas & Kebangkitan Como
Di kubu lawan, Cesc Fàbregas menunjukkan kapabilitas sebagai pelatih muda dengan identitas permainan yang jelas: tempo tinggi, disiplin posisi, dan serangan balik efektif. Marc-Oliver Kempf menjadi jangkar pertahanan, sementara Nico Paz mengoptimalkan ruang antarlini—kombinasi yang membuat Juventus kesulitan memecahkan blok pertahanan.
Masa Depan Igor Tudor di Juventus
Hasil ini menempatkan masa depan Tudor di bawah sorotan. Dukungan internal diyakini masih ada, namun kesabaran publik terbatas. Tanpa perbaikan cepat, tekanan untuk perubahan tak terelakkan.
Langkah Perbaikan yang Mendesak
- Stabilisasi Pertahanan: Menemukan kombinasi bek alternatif atau kembali ke tiga bek untuk mengembalikan keseimbangan struktural.
- Optimasi Peran Vlahovic: Menit bermain dan peran fungsional harus selaras dengan kebutuhan peluang berkualitas sejak awal laga.
- Kreativitas Lini Tengah: Memperbanyak progresi vertikal dan umpan terobosan; pertimbangkan profil playmaker murni.
- Pemulihan Mentalitas: Intervensi psikologis dan penajaman prinsip reaksi pasca-kebobolan.
Kesimpulan
Kekalahan 0–2 di Como merupakan alarm keras. Tantangan Tudor bukan hanya meracik taktik, melainkan memulihkan keyakinan tim. Respons dalam beberapa pertandingan ke depan akan menentukan apakah ini sekadar tersandung sesaat atau tanda krisis berkepanjangan.

One thought on “Juventus Terpuruk di Como: Keputusan Igor Tudor Jadi Sorotan Utama”